Stop Loss, Hedging dan Cut Loss adalah cara-cara untuk membatasi kerugian dalam forex trading. Stop Loss berarti kita memasang
order otomatis untuk meng-
closed suatu posisi pasa saat harga menyentuh
level
harga tertentu dimana harga tersebut menjadi batas dimana kita “sanggup
menahan maksimal kerugian” Kita bisa menentukan sendiri, berapa banyak
kerugian yang sanggup kita tanggung pada saat kita memasang
Stop Loss ini. Mengenai teknik menentukan SL ini, sudah pernah saya bahas di artikel terdahulu
Hedging atau Locking ini maksudnya kita membuka posisi
buy dan
sell secara bersamaan atau tanpa meng-
close salah satu posisi. Dalam prakteknya, kita bisa menggunakan
pending order maupun
instant execution untuk melakukan
hedging guna melindungi satu posisi. Saya juga pernah membahas tentang masalah
hedging sebagai pengganti SL dalam artikel terdahulu
Sedangkan
Cut Loss adalah meng-
closed
suatu posisi secara manual. Ketiga cara tersebut bisa kita lakukan
untuk membatasi kerugian, tentu saja kecuali kita memang akan membiarkan
modal tergerus habis alias MC. Hehehe… Terus,
mana sebenernya dari ketiga cara tersebut yang paling efektif ? Yah, sebenernya sih tergantung “selera” dari masing-masing
trader sih…
Stop Loss sifatnya lebih pasti,
karena suatu posisi akan otomatis tertutup pada saat kita anggap
kerugiannya sudah terlalu besar. Tentunya besar kecilnya kerugian untuk
setiap posisi ini sudah kita perhitungkan dalam
trading plan kita. Jadi, secara psikologis, SL tidak menimbulkan keragu-raguan.
Hedging atau Locking banyak dipilih oleh trader yang menginginkan batas kerugian yang lebih fleksibel,
artinya, kerugian tetap dibatasi, akan tetapi masih menyimpan harapan
bahwa posisi yang terfloating negatif akan dapat ditutup dengan
profit.
Hedging apabila dikelola dengan baik, memang akan lebih memnugkinkan kita untuk menutup satu posisi dengan
profit.
Akan tetapi, perlu kesabaran, ketelitian, dan juga disiplin dalam margin management dalam melakukan hedging. Banyak hedging yang justru berakibat tambahan koleksi
floating negatif yang akhirnya berujung pada MC

Kesulitan utama dalam hedging memang dalam
margin management dan dalam membuka
locking-nya. Membuka
locking untuk
trader
yang belum berpengalaman memang sering menimbulkan keragu-raguan.
Seringnya sih kita ragu, kapan waktu yang tepat untuk membuka
locking atau menutup posisi
hedge ini dengan meng-
closed satu posisi. Pertanyaan yang berkecamuk sih biasanya: “
Close sekarang ato gak ya?
Close
sekarang, jangan-jangan trend masi terus berlanjut… jadinya yang minus
makin gedhe, sedangkan yang plus udah keburu ditutup. Kalo gak
close sekarang… jangan-jangan trendnya keburu balik arah… jadinya malahan gak jadi dapet untung deh… “

Memang membutuhkan kesabaran plus keyakinan yang tinggi sih… pada saat membuka
locking ini

Temen
trader yang biasa menggunakan
hedging menyarankan untuk membuka
locking dan terus menjaga posisi serta melakukan
scalping untuk menutup kerugian apabila
trend masih berlanjut. Cara ini tentunya butuh ketenangan dan psikologis yang matang supaya tidak mudah terpancing oleh gerakan
chart yang terkadang “menipu”
Saran lainnya bagi anda yang ingin menggunakan cara
hedging ini,
gunakan hedging hanya apabila available margin lebih besar dibanding used margin. Apabila
margin sudah tipis, mending gunakan saja SL atau sekalian
Cut Loss ajah

Nah,
Cut Loss biasanya adalah pilihan terakhir untuk membatasi kerugian. Saya pribadi pake
Cut Loss biasanya kalo udah bosen liat
floating kelamaan. Hihihi… Tentunya ini bukan contoh yang pantas ditiru yaa…

Banyak juga kok.. temen-temen
trader yang murni
scalper, dan hanya melakukan semua tindakan secara manual, termasuk meng-
close transaksi, baik dalam keadaan
profit maupun dalam keadaan
loss, yang berarti melakukan
Cut Loss, dalam kondisi
floating yang gak terlalu banyak seperti yang biasa saya lakukan… hehehe…
Ok deh…
alternatif manapun yang akan anda pilih untuk membatasi kerugian, semua tergantung anda 
Semuanya perlu “keberanian” tersendiri

Yah…, temen
trader saya bilang… memang profesi
trader
itu butuh nyali dan mental yang kuat. Terutama tentunya pada saat harus
menanggung resiko kerugian dan melakukan tindakan untuk mencegah
kerugian yang lebih besar. Jangan sampai karena kita ragu dalam
membatasi kerugian, akhirnya harus dipaksa oleh
broker untuk menutup semua posisi, alias
Margin Call… hehehe…
0 comments:
Post a Comment
Semua komentar, kritik dan saran akan selalu kami nantikan demi untuk kebaikan dan kemajuan blog ini. Trimaasih